Resume TASQIF
“ Adab Pergaulan Ikhwan
dan Akhwat ”
Ustadzah Siti Maheran. Lc
Masjid Al-Furqon, Ahad / 09
Oktober 2016
* Kenapa Sering Melanggar ?
1.
Karena tidak tahu /
tidak paham
2.
Karena sudah tahu, tapi
tidak paham
3.
Karena sudah tahu dan
paham tapi tidak mengamalkan
4.
Sudah tahu, sudah paham, tapi tergelincir
karena kelalaiannya.
* Indikator / Contohnya :
1.
Pulang rapat dua-an
2.
Duduk berhadapan
3.
Tidak gadhul basar
(menjaga pandangan)
4.
Berkhalwat (berdua2-an)
5.
Mengetag / menandai ,
ikhwan / akhwat yang nanti bakal jadi suami / istrinya
6.
Akhwat suaranya mendayu-dayu
* Adab yang Benar :
1.
Menutup aurat sesuai
syari’at
2.
Menjaga pandangan
3.
Tegas dalam berbicara /
to the point
4.
Tidak berkhalwat (
berdua2-an )
5.
Berbicara yang
penting-penting saja
6.
Menjaga waktu ( di group
chat juga )
7.
Menggunakan hijab (
batas ) yang memisahkan ikhwan dan akhwat
* Pertanyaan2 Dalam Diskusi :
1.
Bagaimana apabila
bergoncengan dengan lawan jenis dalam keadaan terpaksa , karena bus sudah tidak
ada
2.
Bagaimana jika belajar
kelompok atau mengerjakan suatu project, namun di dalam kelompok tersebut hanya
sy sendiri yg ikhwan (laki-laki) / akhwat (perempuan) ?
3. Bagaimana
jika bersalaman dengan dosen yang lawan jenis dengan kita, dengan tujuan tetap
menghargai dan menghormati dosen 1.
tersebut ?, lalu,
bagaimana dengan mengakalinya dengan menggunakan sarung tangan atau kain
kerudung yang digunakan ?
4.
Bagaimana menanggapi
orang yang terus mendekati, padahal kita telah menjaga adab yang benar ?
5.
Bagaimana menegur orang
yang sudah tahu dan paham tapi tidak dilakukan ?
* Jawaban Pertanyaan:
1.
Terus berusaha
SEMAKSIMAL MUNGKIN untuk MENGHINDARI bergoncengan dengan lawan jenis, jika
sudah dilakukan tetapi tidak bisa, jadikan tas ransel yang digunakan sebagai
hijab ( batas ) ketika bergoncengan dengan lawan jenis lalu perbanyak istighfar
kepada Allah
2.
Menjaga adab – adab yang
benar, seperti menjaga pandangan, to the point ke inti pembahasan, tidak duduk
berhadapan, dan menjaga waktu.
3.
Terdapat perbedaan para
ulama ( ijma’ ). Ada yang membolehkan, ketika orang yang memiliki jabatan
tinggi di suatu instansi lalu di depan khalayak ramai, kita menyambut tangan
orang tersebut untuk bersalaman. Namun, ada pula yang tidak membolehkan nya
sama sekali dalam kondisi apapun. Di zaman sekarang, kebanyakan orang sudah
tidak asing lagi dengan akhwat / ikhwan yang tidak bersalaman. Mereka sudah
bisa menghargai satu sama lain. Jika di alasi dengan sarung tangan atau kain kerudung
yang digunakan dapat menyinggung perasaan orang yang bersalaman dengan kita,
sebaiknya jangan dilakukan. Khawatir apa yang kita lakukan dapat menimbulkan
spekulasi negatif , seperti orang yang bersalaman menganggap bahwa tangan
mereka kotor sehingga kita tidak mau menyentuhnya. Sehingga menimbulkan sakit
hati atau perasaan tersinggung. Alangkah baiknya kalau
memang tidak mau menyentuh , langsung mengambil sikap
4. Terus di beri tahu
dengan baik bahwa apa yang dilakukan orang tersebut adalah salah. Selain itu,
nisa juga sampaikan bahwa apa yang dilakukan membuat kita risih, tentunya
dengan cara yang tidak menyakiti hati orang tersebut.
5.
Di ingatkan bahwa adab
yang dijaga dapat mencegah hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Wallahu’alam bisshawab...
J J
Sign up here with your email